Isi Kandungan Surat An-Nisa Ayat 56, Fakta Ilmiah Kebenaran Al-Quran
Allah SWT berfirman,
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا سَوْفَ نُصْلِيْهِمْ نَارًاۗ كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنٰهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
Arab Latin :
Innaladziina Kafaruu Bi Aayaatinaa Saufa Nusliihim Naaro, Kullamaa Nadizat Juluuduhum Baddalnaahum Juluudan Goirohaa Liyadzuqul A'dzaaba, Innallooha Kaana 'Aziizan Hakiimaa.
Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan kepedihan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. An-Nisa ayat 56)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan kepedihan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. An-Nisa ayat 56)
Penjelasan Ayat
(56) Allah tidak akan membiarkan orang kafir dan orang yang mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya, tetapi bagi mereka telah disediakan api neraka. Setiap kali kulit mereka hangus sampai tidak merasakan sesuatu lagi, kulit ini diganti dengan kulit yang baru yang dapat merasakan pedihnya api yang membakar. Demikian siksa itu berlaku seterusnya agar mereka senantiasa menderita dan merasakan kepedihan.
Pembahasan
Di majalah Percikan Iman edisi terbit tahun 2001, pernah memuat tentang masalah kulit manusia dengan tema Bila kulit terbakar hangus, sakit pedih tak terasa lagi. kajian judul ini membuat hati penasaran, untuk penjelasan selengkapnya berikut ini.
Para ulama menafsirkan ayat di atas sebagai peringatan yang keras tentang pedihnya di neraka kelak. Tetapi bagi Profesor Tajaten Tahasen, seorang Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai, Thailand, ayat ini membuktikan kebenaran Al Qur'an.
Kisahnya bermula ketika ia mengikuti sebuah seminar di Saudi Arabia. Ia membaca makalah Professor Keith Moore, seorang ahli Embriology terkemuka dari Kanada. Dalam makalah itu Profesor Keith Moore mengatakan bahwa banyak ayat Al Qur’an yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern.
Profesor Tajaten Tahasen saat itu sangat terkesan dan penasaran untuk mengetahui lebih jauh pembahasan ini. Kemudian ia menemukan sebuah surat dalam Al Qur’an yang sejalan dengan ilmu yang di gelutinya yaitu surat An Nisa ayat 56.
Wallaahu A'lam.
Menurutnya, ayat di atas tak pelak lagi menunjukkan fenomena Dermatologi yang baru saja di temukan oleh sains modern, bahwa seluruh kulit manusia memiliki ujung-ujung syaraf perasa (sensorik), sehingga apabila kulit manusia terkena luka bakar yang cukup dalam atau bahkan seluruh kulitnya hangus terbakar, rasa sakit sedih yang biasa di alami ketika luka akan menghilang dan tidak akan terasa lagi, sehingga penderita tidak merasakan keperihan dan kepedihan.
Fenomena tersebut, membuat Profesor Tajaten Tahasen merenung dan berkata, ”Mustahil pengetahuan seperti ini diketahui oleh manusia 1400 tahun yang silam. Lantas, dari mana datangnya informasi tadi? Kebetulankah? Tidak mungkin?
Kemudian ia bertanya, Siapakah yang menulis Al Qur’an?
Di jawab oleh seorang muslim, yang menurunkan Al Qur’an adalah Allah.
Sang Professor itu kebingungan, siapakah Allah? Allah, dialah sang pencipta, dan dialah segala macam ilmu, kebijaksanaan, ampunan, dan kesempurnaan.
Setelah itu pulanglah Profesor Tajaten Tahasen ke Thailand. Dalam suatu waktu dalam perkuliahannya di Thailand ia menceritakan fenomena keajaiban Al Qur’an itu, akibatnya, tak disangka lima orang mahasiswanya langsung masuk Islam.
Tidak lama kemudian Profesor Tajaten Tahasen kembali ke Saudi Arabia mengikuti sebuah konferensi di Riyadh. Di sana ia menyampaikan pidatonya bahwa studi penelitiannya telah membimbingnya pada suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu dalam Al Qur’an mutlak benar.
Banyak ayat Al Quran yang turun 14 abad yang lalu, baru di ungkapkan kebenarannya dalam temuan ilmu pengetahuan modern. Penerima wahyu, yakni Nabi Muhammad Saw yang buta huruf, tidak mungkin mengarang kitab itu, pastilah ada kekuatan di luar manusia yang mampu melakukannya.
Profesor Tajaten Tahasen dalam kesempatan itu berkata “Telah tiba saatnya untukku mengucapkan "Laa Ilaaha Illallaah, Muhammadar Rasulullaah” Allahu Akbar, Profesor Tajaten telah diberi hidayah untuk melihat ayat-ayat Al Qur’an sebagai tanda kebesaran ilahi, ia beriman atas dasar ilmu pengetahuan.
Demikianlah pembahasan mengenai kandungan surat an nisa ayat 56, fakta ilmiah kebenaran Al Quran sebagai bahan renungan dan tafakur diri, atas ke-Mahabenaran kitab suci Al Qur'an yang di turunkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Rasulnya (Muhammad saw) sebagai pembawa rahmat untuk seluruh semesta alam.
Wallaahu A'lam.
Posting Komentar untuk "Isi Kandungan Surat An-Nisa Ayat 56, Fakta Ilmiah Kebenaran Al-Quran"